Rabu, 28 Agustus 2013

LAPORAN PRAKTIKUM - IDENTIFIKASI SENYAWA ALKOHOL & FENOL



LABORATORIUM KIMIA ORGANIK
JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
PERCOBAAN 2
IDENTIFIKASI SENYAWA ALKOHOL & FENOL
 





OLEH :

NAMA                                                      : DEWI ANAGUSTIWI
NIM                                                           : PO.71.3.251.10.1.019
KELAS                                                      : A
HARI / TGL PRAKTIKUM                     : SENIN / 4 APRIL 2011
PEMBIMBING                                         : RONNY HORAX, S.Si, MsC, Ph.D

JURUSAN FARMASI
POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR
                                                    BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
            Alkohol atau alkanol adalah turunan hidrokarbon, umumnya alkana, dimana 1 atau lebih atom H-nya diganti dengan gugus hidroksil (-OH) atau gugus alcohol.
Alkohol terbagi atas 3 macam, yaitu :
1.      Alkohol primer, jika gugus OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain).
2.      Alkohol sekunder, jika gugus OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat 2 atom C).
3.      Alkohol tersier, jika gugus OH terikat pada atom C tersier yang mengikat 3 atom C lainnya).
Fenol adalah senyawa yang memiliki sebuah gugus hidroksil yang
terikat langsung pada cincin benzena. Meskipun memiliki persamaan dengan alkohol, namun secara kimiawi fenol berbeda dengan alkohol.
Pada percobaan ini kita akan mencoba mengidentifikasi senyawa alkohol dan fenol berdasarkan sifat fisikanya, mempelajari beberapa reaksinya dan membedakan antara alkohol primer, sekunder dan tersier.



I.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN
I.2.1 MAKSUD PERCOBAAN
            Untuk mengetahui sifat-sifat fisika dari alkohol dan fenol dengan mempelajari reaksi-reaksi yang terjadi dari karakteristiknya.
I.2.2 TUJUAN PERCOBAAN
1.      Untuk mengetahui sifat fisika alkohol dan fenol.
2.      Untuk mempelajari beberapa reaksi kimia yang karakteristik dari alkohol dan fenol.
3.      Untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier.

I.3 PRINSIP PERCOBAAN
I.SIFAT FISIKA DARI ALKOHOL DAN FENOL
                Pengujian sifat fisika dari alcohol dengan menguji kelarutannya dalam air dan n-heksan,yaitu dengan penambahan sejumlah kecil methanol. Kemudian pengujian kadar pH dengan menggunakan indicator universal, yaitu dengan mencampurkan golongan alkohol dengan air kemudian dicek kadar pHnya.
II.SIFAT KIMIA DARI ALKOHOL DAN FENOL
                  Metode tes Lucas, dimana sampel uji ditambahkan dengan reagen Lucas,kemudian diamati hasil pengocokan larutan yang telah dicampur tersebut. Metode tes kromat dimana sampel uji ditambahkan dengan sejumlah kecil aseton dan as.kromat kemudian diamati perubahan warna yang terjadi. Metode tes Iodoform, dimana sampel  uji ditambahkan dengan sejumlah kecil NaOH kemudian diamati endapan yang terbentuk. Metode tes Feri Klorida dimana sampel uji ditambahkan dengan sejumlah  kecil Feri Klorida kemudian dicatat pembentukan warna yang terjadi. Metode reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3 dimana zat uji ditambahkan dengan Na2CO3 dan NaHCO3, kemudian dilihat hasil reaksi yang terbentuk.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 TEORI RINGKAS
            Alkohol rendah ( jumlah atom karbonnya kurang dari empat) dibuat secara besa-besaran. Alkohol jenis ini digunakan sebagai bahan baku untuk bahan kimia lain yang berharga selain digunakan seperti apa adanya.
      Alkohol digolongkan ke dalam alkohol primer (1°), sekunder (2°), atau tersier (3°), penggolongan didasarkan pada derajat substitusi dari atom karbon yang langsung mengikat gugus hidroksil. bergantung apakah satu,, dua, atau  tiga gugus organic yang berhubungan dengan atom karbon pembawa hidroksil. (-OH).
            Alkohol Primer : R-CH2-OH
            Alkohol Sekunder : R-CH-R’                        
                                                 OH
              Alkohol tersier :                R’
                                                    R-C-OH
                                                        R”
Fenol meskipun memiliki persamaan dengan alcohol, namun  secara kimiawi kedduanya berbeda. Larutan pekat dari senyawa fenol sangat toksik dan dapat menyebabkan luka bakar pada kulit.


II.2 URAIAN BAHAN
1.      Aseton
Pemerian         : Cairan jernih tidak berwarna, mudah menguap, bau khas,
                           mudah terbakar, dapat bercampur dengan air, dengan etanol
                          (95 % ) P, dengan eter P dan dengan kloroform P membentuk
                           larutan jernih.
Bobot per ml   : 0,790 g  sampai  0,792 g
RM                  : (CH3)2CO
2.      AIR
Nama resmi                 : Aqua Destillata
Nama lain                    : Air suling
Pemerian                     : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak
                                       Mempunyai rasa.
BM / RM                     : 18,02 / H2O
3.      Metanol
Pemerian         : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas.
Kelarutan        : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih, tidak
                            berwarna.
BJ / RM           : (15,5°/15,5°) 0,796  sampai  0,798 / CH3OH
4.      Amil Alkohol
Nama resmi     : Isoamolalkohol
Nama lain        : Amil alcohol
Pemerian         : Cairan jernih tidak berwarna, bau khas.
Kelarutan        : Sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan pelarut
                           organic.
Bobot per ml   : 0,809 g sampai 0,811 g
RM                  : (CH3)2CH.CH2.CH2OH
5.      Etanol
Nama resmi     : Aethanolum
Nama lain        : Etanol, Alkohol
Pemerian         : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah
                           bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan
                           memberikan nyala biru yang tidak berasap.
Kelarutan        : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam
                           eter P.
BJ                    : 0,8119 sampai 0,8139 
6.      Propanol-2
Nama resmi     : Isopropanol
Nama lain        : iso-popileter P, propan-2-ol
Pemerian         : cairan jernih; tidak berwarna; bau khas; mudah terbakar.
Kelarutan        : Dapat bercampur dengan air, dengan kloroform P dan dengan
                           eter P.
Bobot per ml   : 0,784 g sampai 0,786 g
RM                  : CH3CH3.CHOH.CH3
7.      Isobutil alcohol
Nama resmi     : t-Butanol P
Nama lain        : Isobutanol P, isobutilalkohol P.
Pemerian         : Cairan atau zat padat tidak berwarna
Kelarutan        : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95 % ) P dan
                           dengan eter P.
Bobot per ml pada 26 °: 0,782 g sampai 0,782 g.
RM                  : (CH3)3.COH
8.      Fenol
Nama resmi     : Phenolum Liquefactum
Nama lain        : Fenol cair
Pemerian         : Cairan, tidak berwarna atau agak kemerahan; bau khas;
                           kaustik.
Kelarutan        : Larut dalam 11 bagian air, dalam etanol (95 % ) P; dalam eter
                          P dan dalam gliserol P.
Bobot per ml   : 1,055 g sampai 1,060 g
9.      Iodium
Nama resmi     :Iodium
Nama lain        :Iodum
Pemerian         :Keping atau butir,mengkilat, seperti logam,hitam kelabu, bau
                          khas
Kelarutan        :Larur dalam lebih kurang  3500 air, dalam 13 bagian etanol
                           (95%)P, dalam lebih kurang 80 bagian gliserol P dan dalam
                             lebih kurang 4 bagian karbondisulfida p, larut dalam
                              kloroform, P dan dalam karbontetraklorida P.
10.  Asam asetat
Nama resmi     :Acidum Asetat
Nama lain        :Asam asetat,cuka
Pemerian         :Cairan jernih tidak berwarna, bau menusk, rasa asam,
                          tajam
Kelarutan        :Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%)P, dan dengan
                          gliserol P
Bj                    :1,040 g/ml-1,042 g/ml










BAB III
METODE KERJA
III.1 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN :
1.      Aseton
2.      Air suling
3.      Metanol
4.      n-Heksan
5.      Amilalkohol
6.      Etanol
7.      Propanol-2
8.      Isobutil alcohol
9.      Larutan fenol
10.  Asam asetat
11.  Reagen Lucas
12.  Larutan asam kromat
13.  Larutan feri klorida
14.  Larutan I2-KI
15.  Larutan Na2CO3 dan NaHCO3
16.  Kertas pH (indikator universal)
17.  Water bath
18.  Sumbat gabus
19.  Hot plate
III.2 PROSEDUR KERJA
1.      Sifat fisika dari alcohol dan fenol
a)Kelarutan dalam air dan n-heksan
   1.Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label.
   2.Tabung reaksi 1 diisi dengan 0,5 ml air suling dan tabung
       reaksi 2  diisi dengan 0,5 ml n-heksan.
   3.Ke dalam tabung reaks 1 dan 2, tambahkan 1 tetes methanol.
   4.Kocok dan perhatikan larutannya           Apakah larutan homogen?
       Catat pengamatan pada lembar kerja.
   5.Kerjakan seperti poin 1 sampai dengan 5 dengan menggunakan alcohol
      yang lain.
b) Penentuan pH larutan sampel menggunakan indicator universal
    a)Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan
       nama sampel uji
    b)Isi tabung reaksi :
         tabung reaksi I dengan 10 tetes methanol
         tabung reaksi II dengan 10 tetes etanol
         tabung reaksi III dengan 10 tetes propanol-2
tabung reaksi IV dengan Amil alcohol
         tabung reksi I-IV tambakan 3 ml air suling
         tabung reaksi V tambahkan 2 ml air suling
        c) Kocok kempat tabung reaksi tersebut dan cek pHnya.
2. Sifat kimia dari alcohol dan fenol
     a) Tes Lucas
          1. Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan
              nama sampel uji.
 2. Ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 10 tetes methanol,
 etanol,propanol-2, amil alcohol, dan fenol, kemudian tambahkan 20
 tetes reagen Lucas.
 3. Tutup mulut tabung reaksi dengan sumbat gabus, campur isi dengan
      Pengocokan yang kuat selama beberapa detik.
 4. Lepaskan tutup dan simpan  tabung selama 5 menit.
Apakah larutan sangat berkabut/gelap (cloudiness). Jika larutan tidak berkabut/gelap selama 15 menit, hangatkan tabung reaksi pada waterbath (60°C) selama 15 menit.

 5. Amati perubahan yang terjadi.


                6. Catat semua pengamatan pada lembar kerja.
b) Tes kromat
1.         Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai
        dengan nama sampel uji.
2.         Ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 5 tetes sampel uji
        dan tambahkan 10 tetes aseton dan 2 tetes asam kromat.
3.         Tempatkan keempat tabung reaksi di atas waterbath (60°C) selama 5
         menit.
   Catat warna dari tiap larutan.
    Ingat ! perubahan dari warna merah-coklat menjadi biru-hijau
                           menunjukkan tes positif.
c) Tes Iodoform
1.      Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan nama sampel uji.
2.      Ke dalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 5 tetes sampel uji dan tambahkan tetes demi tetes NaOH 6 M dengan pengocokan (5 tetes).
3.      Tempatkan keempat tabung reaksi diatas waterbath (60°C) dan tambahkan tetes demi tetes reagen solutsio lugoli dengan pengocokan sampai larutan berwarna coklat ( tetes).
4.      Tambahkan lagi NaOH 6 N ke dalam masing-masing tabung reaksi sampai larutan menjadi tidak berwarna dan tempatkan keempat tabung reaksi di atas waterbath selama 5 menit.
5.      Ambil keempat tabung reaksi, biarkan dingin dan perhatikan adanya endapan kuning terang.
6.      Catat semua pengamatan pada lembar kerja.

d) Tes Feri Klorida
1.      Siapkan 5 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan nama sampel uji.
2.      Kedalam masing-masing tabung reaksi diisi dengan 20 tetes sampel uji dan tambahkan 5 tetes larutan feri klorida.
3.      Catat perubahan warna dari tiap larutan
Ingat ! pembentukan warna ungu mengidentifikasikan adanya senyawa Fenol.
e) Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
1.      Siapkan 3 tabung reaksi yang bersih dan kering, beri label sesuai dengan nama sampel uji.
2.      Tabung reaksi I diisi dengan amil alcohol, tabung reaksi II diisi dengan fenol, tabung reaksi III diisi dengan asam asetat (sebagai pembanding) masing-masing sebanyak 1 ml.
3.      Ke dalam masing-masing tabung reaksi tambahkan 0,5 ml Na2CO3, kocok dan biarkan 3-5 menit.
4.      Kerjakan poin 1 s/d 3 (ganti Na2CO3 dengan NaHCO3)






BAB IV
HASIL
A.DATA HASIL PENGAMATAN
      1. Sifat fisika dari alcohol dan fenol

No.
Nama senyawa
Rumus bangun
pH
Kelarutan dalam
Keterangan
Air
n-heksan
1
Metanol
CH3OH
6
Homogen
Homogen

2
Etanol
CH3CH2OH
6
Homogen
Homogen

3
Propanol-2
 
6
Homogen
Homogen

4
Isobutil Alkohol
CH3 
CH3CHCH2OH
5
Homogen
Tidak Homogen

5
Fenol
         OH      
    
5
Tidak Homogen
Tidak Homogen





2. Sifat kimia dari alkohol dan fenol
                             a) Tes Lucas
No.
Alkohol / Fenol
Reagen Lucas
keterangan
1
Metanol
Jernih

2
Etanol
Jernih

3
Propanol-2
Jernih, lar.hijau kekuningan

4
Isobutil Alkohol
Warna kekuningan

5
Fenol
Terpisah       warna menghilang


                           b) Tes Kromat
No.
Alkohol / Fenol
Reagen Kromat
Keterangan
1
Metanol
Endapan kuning
tetap

2
Etanol
endapan putih, lar.kuning
larutan kuning

3
Propanol-2
lar. Kuning        tetap

4
Isobutil alkohol
lar. Terpisah, isobutil diatas
tetap

5
Fenol
lar. Merah       lar. Biru hijau

                          
   c) Tes Iodoform
No.
Alkohol / Fenol
Reagen Iodoform
Keterangan
1
Metanol
Warna I2 larut / hilang

2
Etanol
Warna I2 larut / hilang

3
Propanol-2
Endapan kuning

4
Isobutil alkohol
Warna I2 larut / hilang

5
Fenol
Warna I2 larut / hilang

  
d) Tes Feri Klorida
No.
Alkohol / Fenol
Reagen Feri klorida
Keterangan
1
Metanol
Tetap

2
Etanol
Tetap

3
Propanol-2
Tetap

4
Isobutil alkohol
Lar. Terpisah, Feri klorida di bawah

5
Fenol
endapan ungu


e) Reaksi dengan Na2CO3 dan NaHCO3
No.
Alkohol / Fenol
Reagen Na2CO3
Reagen NaHCO3
Keterangan
1
Amil alkohol
Mula-mula lar. Jernih
    Gelembung gas
Tetap

2
Fenol
Lar. Terpisah, fenol di bawah
Lar. Terpisah fenol di bawah

3
Asam asetat
Tetap
Mula-mula terbentuk gel. Gas         lar. Jernih


           

B. Reaksi
a) Tes Lucas
·         Metanol + reagen Lucas
·         Etanol + reagen Lucas
·         Propanol-2 + reagen Lucas
·         Isobutilalkohol + reagen Lucas
·         Fenol + reagen Lucas
b) Tes Kromat
·         Metanol + reagen kromat
·         Etanol + reagen kromat
·         Propanol-2 + reagen kromat
·         Isobutilalkohol + reagen kromat
·         Fenol + reagen kromat
c) Tes Iodoform
·         Metanol + reagen iodoform
·         Etanol + reagen iodoform
·         Propanol-2 + reagen iodoform
·         Isobutilalkohol + reagen iodoform
·         Fenol + reagen iodoform
d) Tes feri klorida
·         Methanol + Feri klorida
·         Etanol + Feri klorida
·         Propanol-2 + Feri klorida
·         Isobutilalkohol + Feri klorida
·         Fenol + Feri klorida
e) Reaksi dengan Na2CO3, Reaksi dengan NaHCO3
·         Amil alcohol + Na2CO3
·         Fenol + Na2CO3
·         Asam asetat + Na2CO3
·         Amil alcohol + NaHCO3
·         Fenol + NaHCO3
·         Asam asetat + NaHCO3

                C. Pembahasan
Pada identifikasi alkohol fenol ini, mula-mula dilakukan uji kelarutan dalam air dan n-heksan, dari kelarutan kita dapat menentukan apakah
senyawa- senyawa organik itu polar atau non polar, yakni jika dilarutkan dalam air dan senyawa tersebut dapat larut berarti senyawa tersebut cenderung polar, dan jika dilarutkan dalam senyawa heksana(non polar) dan senyawa tersebut larut berarti senyawa tersebut cenderung non polar. Selain itu juga dilakukan uji pH dimana hasilnya menunjukkan bahwa methanol, etanol, dan propanol-2 lebih basa dari isoutilalkohol da fenol, maka diduga methanol, etanol, dan propanol-2 adalah alcohol.
            Berikutnya dilakukan uji Lucas. Uji Lukas berguna untuk mengetahui antara alcohol primer, sekunder, dan tersier, jika alcohol primer tidak bereaksi setelah diberi reagen ini, alcohol sekunder bereaksi lambat dan alcohol tersier akan dengan cepat bereaksi dengan reagen Lucas. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa methanol dan etanol tetap jernih, maka kemungkinan ini adalah alcohol primer.
            Kemudian dilanjutkan dengan uji kromat, uji kromat juga dapat digunakan untuk membedakan antara alcohol primer, sekunder, dan tersier. Alcohol primer dan sekunder akan bereaksi dan membentuk larutan berwarna hijau, sementara alcohol tersier tidak bereaksi. Dari hasil pengamatan yang menunjukkan hasil berwarna hijau hanyalah fenol, hal ini tidak sesuai dengan pernyataan diatas, maka kemungkinan ada kesalahan atau kecerobohan ketika praktikum ini sedang berlangsung yang menyebabkan munculnya hasil yang tidak sesuai.
           Pengujian dilanjutkan dengan menggunakan reagen Iodoform, Uji iodoform merupakan reaksi antara etanol absolut atau sampel alkohol yang lain dengan iodin yang akan membentuk larutan berwarna coklat. Hal ini disebabkan karena alkohol bereaksi dengan hidrogen halida menghasilkan alkil halida. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua larutan berwarna coklat, berarti pada setiap sampel alkohol mengandung iodoform, meskipun setelah dipanaskan hanya propanol-2 yang membentuk endapan kuning.
Pengujian berikutnya adalah dengan menggunakan FeCl3., reagen ini adalah cara paling sederhana yang dapat digunakan untuk membedakan antara alcohol dan fenol. Alcohol tidak akan bereaksi dengan reagen ini, dan hasil praktikum menunjukkan bahwa methanol, etanol, dan propanol-2 tidak bereaksi dengan reagen ini, maka kemungkinan ketiga larutan ini adalah alcohol.
Pengujian terakhir dilakukan dengan menggunakan reagen NaCO3 dan NaHCO3. Pada percobaan ini sampel yang digunakan adalah amil alcohol, fenol, dan asam asetat, hasilnya menunjukkan bahwa ketika amil alcohol bereaksi dengan Na2CO3 terbentuk gelembung gas, namun pada NaHCO3 larutan tetap, sama halnya seperti asam asetat. Sementara fenol larutannya terpisah dimana fenol berada dibawah.










Bab V
Penutup
A. Kesimpulan
      Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat di tarik kesimpulan bahwa :
1.Alkohol dapat larut dalam air.  Kelarutan alkohol dalam air sesuai dengan ukuran gugus alkilnya, semakin besar gugus alkilnya maka akan semakin sukar larut. Sedangkan fenol tidak dapat larut baik dalam air maupun benzene. karena fenol memiliki gugus hidrofob yakni cincin aromatik yang membuatnya kurang larut dalam air.
2.Untuk pengujian alcohol primer, sekunder ataukah tersier, dapat digunakan beberapa reagen, diantaraya reagen Lucas, kromat atau reagen lainnya dengan melihat sifat fisika dari senyawa alcohol tersebut.  Berdasarkan salah satu hasil pengamatan, menunjukkan bahwa methanol dan etanol merupakan alcohol primer berdasarkan hasil uji Lukas.
3.Untuk mengetahui  reaks kimia dan karakteristik dari alcohol dan fenol dapat dilakukan dengan menguji kelarutannya pada air dan n-heksan, atau dengan menguji kadar pH nya.

B. Saran
            Masukan dari pembimbing di dalam maupun di luar jam praktikum sangat diharapkan demi pemahaman dan kelancaran pembuatan laporan berikutnya.

Daftar Pustaka
-Team Pengajar Kimia Organik. 2011. Alkohol. Makassar:Poltekkes Makassar
- Team Kimia Organik. 2011. Buku Penuntun Praktikum Kimia Organik. Makassar:Poltekkes Makassar
- DepKes RI. 1979. Farmakope Edisi  ketiga. Jakarta
- http://www.scribd.com/doc/50322239/Piska-Nizaria-laporan-uji-Alkohol-Dan-Fenol
- http://www.scribd.com/doc/41628666/Laporan-Praktikum-Kimia-Organik9















                                    Tugas Sebelum Praktek
1.      Sebutkan pengertian alcohol primer, sekunder, dan tersier dan jelaskan ?
2.      Apakah perbedaan antara alcohol dan fenol ?
3.      Asam salisilat merupakan suatu contoh senyawa yang mengandung gugus fungsi fenolik. Lingkarilah bagian fenol dari molekul tersebut,
                                    OH
                                    COOH
4.      Mengapa alcohol lebih larut dalam air daripada senyawa hidrokarbon ?
Jawaban :
1.      Alkohol primer, jika gugus OH terikat pada atom C primer (atom C yang mengikat 1 atom C yang lain). Alkohol sekunder, jika gugus OH terikat pada atom C sekunder (atom C yang mengikat 2 atom C). Alkohol tersier, jika gugus OH terikat pada atom C tersier yang mengikat 3 atom C lainnya).
2.      Alkohol pada umumnya, 1 atau lebih atom H-nya diganti dengan gugus hidroksil (-OH) atau gugus alcohol. Sedangkan fenol gugus hidroksilnya yang terikat langsung pada cincin benzena.
3.                          OH
                      COOH
4.      Karena gugus alcohol bersifat hidrofilik, yaitu dapat membentuk ikatan hydrogen dengan air. Sedangkan gugus alkil bersifat hidrofobik atau lipofilik, yaitu bersifat non-polar dan tidak dapat berinteraksi dengan air.