Dari sekian surah yang
terdapat dalam alqur’an, entah kenapa saya senang sekali dengan surah al-mulk.
Semakin saya baca, semakin saya tertarik. Karena penasaran akhirnya saya
mencoba unuk mencari tahu lebih jauh tentang surah ini, dan inilah yang saya
peroleh dari situs Muslim.Or.Id dan doa-doapelindungdiri.blogspot.com/
2012/10 /keutamaan-surah-al-mulk.html?m=1
Surah
Al Mulk adalah surah ke 67 dalam Al-Qur’an. Surah ini tergolong surah
‘makkiyah’ yang terdiri daripada 30 ayat. Dinamakan Al Mulk kerana kata Al Mulk
yang terdapat pada ayat pertama surah ini. yang berarti ‘Kerajaan’. Surat ini
disebut juga dengan ‘At Tabaarak’ yang berarti Maha Suci.
Secara
umumnya, surah ini banyak mengisahkan tentang kekuasaan Allah terhadap makhluk
ciptaan- Nya. Ini jelas digambarkan daripada tajuk surah ini, al-Mulk, yang
bermaksud ‘kerajaan’. Pada awal surah, ayat ini diceritakan kesempurnaan
ciptaan alam ini, yang tidak ada cacat-celanya. Allah telah menciptakan alam
ini daripada awal yang tiada apa-apa kepada yang ada dan seterusnya menjaga
alam ini dengan penuh kesempurnaan. Allah berkuasa menciptakan dan mematikan
sesuatu menurut kehendak-Nya. Taat dan Takut pada Allah Di Kesunyian Dalam
surat Al Mulk ayat 12.
Surah
Al Mulk adalah surah keamanan dan keselamatan, karena ia akan menjadi
penyelamat dan pendinding dari seksa kubur kepada pembacanya. Surah Mulk
hendaklah dibaca secara istiqamah dengan menjadikan membacanya amalan kehidupan
seharian. Ulama berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
tidak akan tidur sebelum membaca surah As Sajadah dan surah Al Mulk.”.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سُورَةٌ مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً تَشْفَعُ لِصَاحِبِهَا حَتَّى يُغْفَرَ لَهُ {تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ}. وفي رواية: فأخرجته من النار و أدخلته الجنة »
“Satu surat dalam al-Qur’an (yang terdiri dari) tiga
puluh ayat (pada hari kiamat) akan memberi syafa’at (dengan izin Allah Ta’ala)
bagi orang yang selalu membacanya (dengan merenungkan artinya) sehingga Allah
mengampuni (dosa-dosa)nya, (yaitu surat al-Mulk): “Maha Suci Allah Yang di
tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu”. Dalam riwayat lain: “…sehingga dia dikeluarkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga”[1].
Hadits yang agung ini menunjukkan
besarnya keutamaan membaca surat ini secara kontinyu[2], karena ini merupakan sebab untuk mendapatkan syafa’at
dengan izin Allah Ta’ala.
Hadits ini semakna dengan hadits lain
dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Satu surat dalam al-Qur’an yang hanya (terdiri
dari) tiga puluh ayat akan membela orang yang selalu membacanya (di hadapan
Allah Ta’ala) sehingga dia dimasukkan ke dalam surga, yaitu surat: “Maha
Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan/kekuasaan”[3].
Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:
- Keutamaan dalam hadits ini diperuntukkan bagi orang yang selalu
membaca surat al-Mulk dengan secara kontinyu disertai dengan merenungkan
kandungannya dan menghayati artinya[4].
- Surat ini termasuk surat-surat al-Qur’an yang biasa dibaca
oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum tidur di malam
hari, karena agungnya kandungan maknanya[5].
- Sebagian dari ulama ahli tafsir menamakan surat ini dengan
penjaga/pelindung dan penyelamat (dari azab kubur)[6], akan tetapi penamaan ini disebutkan dalam hadits yang lemah[7].
- Al-Qur’an akan memberikan syafa’at (dengan izin Allah)
bagi orang yang membacanya (dengan menghayati artinya) dan mengamalkan isinya[8], sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, “Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya bacaan al-Qur’an itu
akan datang pada hari kiamat untuk memberi syafa’at bagi orang-orang yang
membacanya (sewaktu di dunia)”[9].
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Semoga bermafaat ^^
[1] HR Abu Dawud (no. 1400), at-Tirmidzi (no. 2891), Ibnu Majah
(no. 3786), Ahmad (2/299) dan al-Hakim (no. 2075 dan 3838), dinyatakan shahih
oleh imam al-Hakim dan disepakati oleh imam adz-Dzahabi, serta dinyatakan hasan
oleh imam at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani.
[2] Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (2/453).
[3] HR ath-Thabarani dalam “al-Mu’jamul ausath” (no. 3654) dan
“al-Mu’jamush shagiir” (no. 490), dinyatakan shahih oleh al-Haitsami dan Ibnu
hajar (dinukil dalam kitab “Faidhul Qadiir” 4/115) dan dinyatakan hasan oleh
syaikh al-Albani dalam “Shahiihul jaami’ish shagiir” (no. 3644).
[4] Lihat kitab “Faidhul Qadiir” (4/115).
[5] HR at-Tirmidzi (no. 2892) dan Ahmad (3/340), dinyatakan
shahih oleh syaikh al-Albani dalam “ash-Shahiihah” (no. 585).
[6] Lihat kitab “Tafsir al-Qurthubi” (18/205).
[7] Lihat kitab “Dha’iifut targiibi wat tarhiib” (no. 887).
[8] Lihat kitab “Bahjatun naazhiriin” (2/240).
[9] HSR Muslim (no. 804).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar