Sabtu, 17 Agustus 2013

Menjilbabkan Hati




Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah. Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya, ia tak mau berjilbab. M enutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan menjawab “Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab”.
Hingga suatu malam, ia bermimpi sedang berada di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya dapat terlihat. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya.
Ia tak sendiri. ada beberapa wanita disana yang terlihat juga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih seakan-akan memacarkan cahaya yang sangat lembut.
“Assalamu’alaikum saudariku..”
“Wa’alaikum salam, selamat datang saudariku”.
“Terimakasih, apakah ini surga?”.
Wanita itu tersenyum,,
“Tentu saja bukan, saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga”.
“Benarkah? Tak bisa ku bayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini”.
Wanita itu tersenyum lagi,,
“Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku?”
“Aku selalu menjaga waktu sholatku dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah”.
“Alhamdulillah”.
Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka, dan ia melihat beberapa wanita yang berada di taman mulai memasukinya satu persatu.
“Ayo, kita ikuti mereka”.
“Apa di balik pintu itu?” Katanya sambil mengikuti wanita itu.
“Tentu saja surga saudariku”. Larinya semakin cepat
“Tunggu, tunggu aku..”
Dia berlari namun tetap tertinggal. Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum kepadanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak..
“Amalan apa yang telah engkau lakukan hingga engkau begitu ringan?”
“Sama dengan engkau saudariku”.  Jawab wanita itu sambil tersenyum.
Wanita itu telah mencapai pintu, sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu.
“Amalan apa lagi yang kau lakukan yang tidak ku lakukan?”
Wanita itu menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata,
“Apakah kau tak memperhatikan dirimu? Apa yang membedakanmu denganku ?”
Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.
“Apakah kau mengira Rabb mu akan mengijinkanmu masuk ke surga-Nya tanpa jilbab menutup auratmu?”
Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata,
“Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati”.
Ia tertegun.
Ia terbangun lalu beristighfar. Ia menangis dan menyesali perkataannya dulu. Ia berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya.

Semoga kita selalu menjadi orang-orang  yang mendapat hidayah dan ampunan dari-Nya. Aaamiiin…

Semoga bermanfaat ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar